PERTUNJUKAN WAYANG DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH



Wayang adalah seni pertunjukan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan ini juga populer di beberapa daerah seperti Sumatera dan semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu.

Ketika agama hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama hindu, pertunjukan wayang menggunakan cerita ramayana dan mahabarata.

Para wali songo di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga, wayang kulit di timur, wayang wong di Jawa dan woyong golek di Jawa Barat.

Dari beberapa sumber wayang kulit dapat didefiniskan sebagai berikut:
  1. Menurut kamus besar bahasa Indonesia wayang adalah boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainya, yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh pada pertunjukan drama tradisional (Bali, Jawa dan Sunda) biasanya dimainkan oleh seseorang yang disebut dalang (pusat bahasa,2008)
  2. Wayang Secara fisologis merupakan bayangan, gambaran atau lukisan mengenai kehidupan alam semseta. Namun kehidupan manusia dalam kaitannya dengan manusia lainm alam dan Tuhan. Alam semesta merupakan satu kesatuan yang serasi, unsur yang satu dengan yang di alam semesta berusaha keras kearah keseimbangan. kalau salah satu goncangan maka goncanglah keseluruhan alam sebagai suatu keutuhan.




Wayang adalah salah satu seni pertunjukkan rakyat yang masih banyak penggemarnya hingga saat ini. pertunjukkan wayang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggerakan tokoh-tokoh pewayangan yang dipilih sesuai cerita yang dibawakan. Dalam pergelaran sang dalang dibantu para sinden tapi untuk penerapan model pembelajaran di kelas ini tidak dibantu dengan sinden. hal ini dikarenakan setiap peserta didik difokuskan untuk bisa memainkan wayang saja sesuai dengan materi yang sudah ditetapkan


Langkah-langkah penerapan model pembelajaran ini antara lain :
  1. Peserta didik dibagi kedalam beberapa kelompok sesuai keperluan materi
  2. Setiap kelompok diperintah untuk memilih topik pembahasan secara acak
  3. Berikan waktu peserta didik untuk berdiskusi tentang materi dan pembagian peran
  4. Setelah berdiskusi, Peserta didik dipersilahkan membuat wayang dari kardus bekas dan bahan serta alat yang sudah mereka siapkan sebelumnya
  5. Biarkan peserta didik berkreasi menggambar tokoh yang akan diwayangkan
  6. Setelah pembuatan media selesai peserta didik dipersilahkan untuk menampilkan pertunjukan wayang di depan kelas




Catatan Khusus :

Saya menggunakan model pembelajaran ini selama dua kali pertemuan, dimana pertemuan pertama peserta didik dibagi kelompok dan menentukan materi yang akan dijelaskan dengan media wayang serta peserta didik diberikan petunjuk bagaimana cara membuat wayang sebagai tugas rumah nanti

Pada pertemuan kedua, Peserta didik diperselihkan untuk menampilkan pertunjukkan wayang dan guru dipersilahkan untuk melakukan evaluasi (peniliaian)


Saya menerapkan model pembelajaran ini pada materi Penyebaran agama Hindu-Budha di Nusantara, dengan mebagi peserta didik menjadi empat kelompok sesuai dengan teori-teori penyebaran agama hindu-budha di Nusantara. 

Masing-masing kelompok akan menceritakan bagaimana proses penyebaran agama tersebut.



Kelebihan model pembelajaran ini, dapat menarik perhatian peserta didik dengan membuat mereka antusias melihat pertunjukkan wayang dari teman mereka sendiri.

Rata-rata peserta didik dikelas akan antusias karena di daerah kami pertunjukkan wayang kulit sangat jarang sekali dilaksanakan, berbeda dengan daerah-daerah di pulau Jawa.

Bahkan kebanyakan dari mereka belum pernah melihat secara langsung pertunjukkan wayang kulit.










Komentar