KEDATANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

KEDATANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA


Penyebaran Agama Islam merupakan suatu proses yang sangat penting dalam sejarah Indonesia, namun juga yang palimng tidak jhelas. tampaknya para pedagang yang beragama islam sudah ada di beberapa bagian Indonesia selama beberapa abad sebelum agama islam memperoleh kedudukan yang kokoh dalam masyarakat-masyaratakt lokal. kapan, mengapa dan bagaimana penduduk Indonesia mengantu agama islam telah diperdebatkan oleh masyarakat ilmuwan, tetapi tidak mungkin dicapaui kesimpulan yang pasti karena sangat sedikitnya informasi ataupun sumber-sumber yang diperoleh tentang islamisasi. kemunginana ada dua kemungkinan berl;angsungnya islamisasi. peertama penduduk pribumi berhubungan dengan agama isla dan kemudian menganutnya. kedua orang-orang asing yang telah memeluk agama islam bertempat tinggal secara permanen di suatu wilayah Indonesia melakukan perkawinan campuran dan mengikuti gaya hidup lokal sampai sedemikian rupa, sehingga sebenarnya itu mereka suidah menjadi bagian dari Indonesia. kedua proses ini mungkin terjadi bersamaan apabila petunjuk yang dapat diperoleh menunjukan, misalnya, bahwa suatu bangsa yang beragama islam telah berdiri kokoh di suatu wilayah maka seringkali mustahil untuk mengetahuui mana yang lebih penting diantara kedua proses itu.

Petunjuk yang paling dapat dipercaya mengenai penyebaran agama islam berupa prasati-prasasti islam (kebanyakan batu-0batu nisan) dan beberapa catatan para musafir. batu nisan tertua ditemukan di Leran Jawa Timur berangka tahun 475 H (1082 M). ini adalah batu nisan seorang putri bernama Maimun. akan tetapi diperkirakan apakah batu nisan itu benar-benar ada di Jawa atau batu itu diangkut ke Jawa beberapa waktu sepeninggal wanita itu karena beberapa alasan (misalnya sebagai pemberat sebuah kapal).

Petunjuk pertama mengenai orang-orang Indonesia yang beragama islam berkaitan dengan wilayah Sumatera Utara. pada waktu musafir Vanesia, Marco Polo singgah di Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari Cina pada tahun 1292, dia berpendapat bahwa Perlak merupakan sebuah kota Islam, sedangkan dua tempat di dekatnya yang disebut Basma(n) dan samara sering diidentifikasikan dengan P[asai dan Samudra, tetapi pengidentifikasian ini mengundang pertanyaan. ada kemungkinan bahwa samara bukanlah samudra, atau jika kedua itu sama maka Polo telah keliru menyebutkan bahwa kota itu bukanlah kota islam, karena batu nisan penguasa pertama samudra yang beragama islamm, Sultan Malik As-Salih berangka tahun 696 H (1297 M). ini merupakan bukti pertama yang jelas mengenai adanya wangsa muslim di Indonesia-Malaya, dan batu-batu nisan berikutnya menunjukan bahwa sejak akhir abad XIII bagian Sumatera Utara ini tetap berada di bawah penguasa Islam. Musafir Maroko Ibn. Batuta melewati Samudra dalam perjalanannya ke dan dari cina pada tahun 1345 dan 1346 emndapati bahwa penguasanya adalah seorang pengikut mazhaf Syafi'i. hal ini menegaskan bahwa keberadaan maszhab itu sudah berlangsung sejak lama yang kelak akan mendominasi Indonesia, wal;aupun ada kemungkinan bahwa ketiga mazhab sunni lainyya (Hanafi, Maliki dan Hanbali) juga sudah ada pada masa itu.

Dua buah batu nisan yang berasal dari abad XIV dari Minye Tujioh di Sumatera Utara tampaknya membuktikan berlanjutnya peralihan budaya disana. kedua batu ini empunyaio bentuk yang sama, tetapi batu nisan yang satu memuat prasasti berbahasa arab dan batu yang lain memuat prasasti yang berbhasa melayu kuno dan berhurufkan Sumatera Kuno tetapi kedua-duanya bersifat islam. keuda-duanya menunjukan meninggalnya seorang puteri almarhum Sultan Malik As-Zahir, walaupuin bulan dan tanggal sertas harinya sama,tetapi kedua batu nisan itu berbeda sepuluh tahun (781 H dan 791 H/1380 M dan 1389 M). Tampaknya ada kemungkinan terjadinya suatu kekeliruan pada salah satu angka tahun yang oleh kedua prasasti itu diacukan kepada wanita yang sama sehingga wanita itu diperingati dengan dua prasasti yang menggunakan dua macam bahasa dan dua macam tulisan. sesudah masa itu dokumen-0dokumen dari Sumatera Utara semuanya ditulis dengan tulisan arab.

Sumber :M.C.Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern

Komentar