Kali ini saya akan membagikan catatan jejak Sanak sejarah angkatan 2012 Universitas Lambung Mangkurat di Desa Belangian yang merupakan sebuah desa di Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan yang merupakan pintu masuk ke gunung Kahung.
Penduduk yang berpenghuni di Desa Belangian ini kurang lebih 60 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 319 jiwa yang berada di kawasan taman hutan Raya lebih dikenal dengan Tahura Sultan Adam, selain itu juga berada pada kawasan buffer zone PLTA Ir. H.P.M Noor.
Setelah sampai ke tempat tujuan kami disambut dengan ramah oleh para penduduk saking ramahnya mereka mempersilahkan kami untuk menginap di rumah mereka.
untuk menambah rasa kebersamaan kami dengan penduduk kami membuat acara masak bersama biasanya masyarakat Banjar menyebut kegiatan tersebut dengan istilah bemasak-masakan.
pagi telah memeluk bumi, memancarkan sinar sang mentari saat itu. kok penulis jadi puitis sekarang ? sudah lah lupakan...
sekarang perjalanan kami berlanjut piknik bersama ala sanak sejarah dengan tujuan ke gunung saya lupa-lupa ingat tapi sepertinya nama gunungnya gunung Batu Riam Kanan.
Sebenarnya kali ini kami trackingnya tidak terlalu jauh jika diukur dari perjalanan kami ke gunung-gunung sebelumnya, jadi kami meanggap ini hanya sekedar piknik makanya jangan heran pakaian kami seperti ini (sebenarnya penulis juga agak aneh dengan kantong kresek yang terus dibawa kemana-mana)
Setelah puas melihat
Desa ini merupakan sebuah desa yang berada di dalam waduk Riam Kanan Kalimantan Selatan dengan luas 21,25 km, dimana untuk sampai kesana diperlukan waktu kurang lebih 1 jam jalur darat dari kota Banjarmasin dan 2 jam menggunakan perahu mesin biasanya kami disini menyebut dengan nama Kelotok.
Penduduk yang berpenghuni di Desa Belangian ini kurang lebih 60 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 319 jiwa yang berada di kawasan taman hutan Raya lebih dikenal dengan Tahura Sultan Adam, selain itu juga berada pada kawasan buffer zone PLTA Ir. H.P.M Noor.
Setelah sampai ke tempat tujuan kami disambut dengan ramah oleh para penduduk saking ramahnya mereka mempersilahkan kami untuk menginap di rumah mereka.
untuk menambah rasa kebersamaan kami dengan penduduk kami membuat acara masak bersama biasanya masyarakat Banjar menyebut kegiatan tersebut dengan istilah bemasak-masakan.
pagi telah memeluk bumi, memancarkan sinar sang mentari saat itu. kok penulis jadi puitis sekarang ? sudah lah lupakan...
sekarang perjalanan kami berlanjut piknik bersama ala sanak sejarah dengan tujuan ke gunung saya lupa-lupa ingat tapi sepertinya nama gunungnya gunung Batu Riam Kanan.
Sebenarnya kali ini kami trackingnya tidak terlalu jauh jika diukur dari perjalanan kami ke gunung-gunung sebelumnya, jadi kami meanggap ini hanya sekedar piknik makanya jangan heran pakaian kami seperti ini (sebenarnya penulis juga agak aneh dengan kantong kresek yang terus dibawa kemana-mana)
Komentar
Posting Komentar